Selasa, 24 Maret 2009

Awas, Kanker Bakal Jadi Pembunuh Pertama di Dunia!

Awas, Kanker Bakal Jadi Pembunuh Pertama di Dunia!

Sumber : Kompas - PDPI Malang - Desember 2008

Kanker bakal mengambil alih posisi penyakit jantung sebagai pembunuh pertama di tahun 2010. Tren ini bakal berlipat kasusnya secara global menyebabkan kematian hingga 2030. Demikian dikatakan pejabat kesehatan internasional, Selasa lalu.

Meningkatnya perokok di negara-negara berkembang diyakini menjadi alasan paling kuat khususnya di China dan India dimana 40 persen penduduknya sekarang merupakan perokok.

Karena itu, diagnosa kanker mungkin perlu digencarkan seiring menurunnya tren penyakit infeksi yang tadinya menjadi pembunuh nomor wahid di dunia.

Saat ini, kegiatan diagnosa kanker di seluruh dunia meningkat dan bakal mencapai 12 juta tahun ini. Kematian global akibat kanker meningkat hingga 7 juta, menurut laporan terbaru dari badan kesehatan dunia, WHO. Peningkatan kasus termasuk angka kematiannya mencapai satu persen dengan kasus terbesar di China, Rusia dan India. Artinya, kasus baru kanker bakal menjamur hingga 27 juta hingga tahun 2030 dengan kematian mencapai 12 juta.

Ekspansi kanker yang luar biasa ini bisa jadi bakal meningkat lebih tajam lagi. Hingga tahun 2030, kemungkinan 75 juta penderita bakal menghuni dunia ini, jumlah yang jelas-jelas sulit ditangani. Kelihatannya ini bakal menjadi masalah yang sangat serius di setiap lapisan masyarakat," ungkap Peter Boyle, Direktur Agensi Riset Kanker Internasional WHO dalam jumpa pers dengan petugas American Cancer Society, the Lance Amstrong Foundation, Cure and the National Cancer Institute Susan G. Komen, Meksiko.

Pertemuan yang tak direncanakan ini mencoba untuk memperhatikan betul ancaman kanker secara global yang belum disadari banyak orang dan sedang meningkat di negara-negara berkembang. "Dimana Anda tinggal tidak dengan sendirinya menentukan apakah Anda hidup," jelas Hala Moddelmog, Kepala Eksekutif Komen.

Organisasi-organisasi meminta pemerintah untuk bertindak segera, juga meminta Amerika Serika membantu penggalangan dana vaksin kanker servik dan meratifikasi perjanjian pengontrolan tembakau internasional.

Prihatin dengan efek rokok ini atas kanker di negara-negara berkembang dalam beberapa dekade ke depan, American Cancer Society juga mengumumkan layanan konseling agar bisa menghentikan kebiasaan merokok di India.

Jika kita segera bertindak, kita dapat mencegah jumlah penderita makin meningkat," jelas John Seffrin, Kepala Eksekutif Cancer Soceity.

Kelompok-kelompok lain juga memberi dukungan untuk segera bertindak menangani kanker. Kanker merupakan masalah kesehatan paling besar di negara-negara berkembang. Semua orang sudah tahu itu," jelas Dr. Douglas Blayney, presiden terpilih American Society of Clinical Oncology.

Sedikit yang menyadari bahwa kanker memang membunuh lebih banyak orang daripada HIV, malaria dan TBC. Dan bila tren merokok makin meningkat, masalah ini secara berarti bakal memburuk," Blayney dalam sebuah pernyataan tertulis.

0 komentar:

 
© free template by Blogspot tutorial